Kuningan, 16 Juli 2018. Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) membuat plot percontohan pengembangan pertanian sehat. Dengan harapan agar masyarakat dapat mencontoh dan mengubah perlakuan terhadap lahan pertaniannya. Dari penggunaan bahan kimiawi buatan menjadi menggunakan bahan organik. Pertanian sehat merupakan proses budidaya tanaman yang memprioritaskan penggunaan bahan-bahan alami. Bahan alami yang digunakan berupa kompos, pupuk organik dan pestisida organik dan material pertanian sehat lainnya yang dikembangkan melalui eksplorasi dan penelitian mikroorganisme positif dari hutan TNGC.
Saat ini masyarakat di sekitar kawasan TNGC sudah mulai menerapkan pertanian sehat. Petani di Ciboer, Majalengka merupakan petani yang mempelopori penerapan pertanian sehat. Hasil pertanian sehat, khususnya padi dalam setahun mengalami tiga kali musim panen. Yang menghasilkan rata-rata 5 sampai dengan 6 ton dari setiap hektar sawah.
Penerapan pertanian sehat ini membuat biaya produksi menjadi lebih murah dengan hasil yang tinggi. Selain itu karena bahan-bahan yang digunakan alami dan ramah lingkungan. Maka dapat melestarikan keseimbangan ekosistem pertanian, mengembalikan kesehatan dan kesuburan tanah serta menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dan bernilai tinggi.
Harapan ke depan, apa yang dilakukan bahwa petani Desa Ciboer dapat menjadi inspirasi petani Indonesia yang kelak menerapkan pertanian sehat untuk menunjang kehidupan yang lebih baik. [teks & foto © Yusup H – BTNGC | 072018]
Sumber : Balai Taman Nasional Gunung Ciremai
Berita selengkapnya disini