Kuningan, 20 Agustus 2018. Di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), ada beberapa jenis keong yang sudah teridentifikasi. Diantaranya adalah dari jenis Elaphroconcha patens, Helicarion perfragilis dan Amphidromus perpersus. Ketiga jenis keong ini mudah dijumpai dalam kawasan TNGC, dengan habitat di serasah dan tempat yang lembab. Untuk jenis Amphidromus parpersus, lendirnya dapat digunakan untuk mengobati luka.
Keong hutan merupakan seekor binatang kecil berlendir yang memiliki cangkang menempel di belakang tubuhnya serta berjalan sangat pelan di hutan. Tapi ternyata hewan ini memiliki peranan penting di alam. Keong merupakan salah satu jenis fauna dalam filum Mollusca yang termasuk dalam kelas Gastropoda. Mollusca adalah kelompok hewan yang tubuhnya lunak dan umumnya hidup di perairan. Kebanyakan Mollusca masih hidup di laut, tetapi beberapa jenis siput dan keong telah berevolusi untuk hidup di darat.
Hewan ini memiliki peranan penting pada interaksi dalam ekosistem. Selain itu juga memiliki peran untuk menjaga ekosistem tanah. Peranannya dalam menjaga ekosistem tanah adalah karena hewan ini memakan dedaunan. Yang pada akhirnya akan menyumbangkan bahan organik hasil pencernaannya ke permukaan tanah. Sehingga organisme lain seperti cacing dan mikroorganisme (makhluk hidup sederhana yang terbentuk dari satu atau beberapa sel dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop) tanah lainnya dapat memanfaatkannya. Selain itu juga karena tubuhnya mengandung air dan mikroorganisme. Maka secara otomatis akan membantu penyebaran mikroorganisme di sepanjang lintasan tempatnya berjalan.
Itulah diantaranya penjelasan singkat tentang keong serta perannya di alam. Hal ini bisa memberikan kita gambaran bahwa semua makhluk hidup, memiliki peranannya masing – masing di alam. Mari kita cintai dan jaga alam ini, maka alam akan memberikan lebih dari yang kita butuhkan [Teks & Foto © Taufikurohman – BTNGC | 082018].
Sumber : Balai Taman Nasional Gunung Ciremai
Berita selengkapnya disini