Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, 10 Agustus 2018. Setelah bulan lalu sukses melepasliarkan 13 orangutan, kembali Pusat Rehabilitasi Orangutan Yayasan BOS di Nyaru Menteng melepasliarkan 10 orangutan ke hutan alami di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) Kabupaten Katingan. Secara total, pelepasliaran ini menambah populasi orangutan hasil rehabilitasi yang dilepasliarkan di kawasan hutan alami TNBBBR di Kabupaten Katingan menjadi 102. Proses pelepasliaran orangutan di hutan ini sendiri berlangsung sejak persis 2 tahun lalu, di bulan Agustus 2016.
Kesepuluh orangutan yang akan dilepasliarkan kali akan dibawa dalam perjalanan menempuh jalur darat dan sungai yang memakan waktu kurang lebih 10-12 jam dari Nyaru Menteng ke titik-titik yang telah ditentukan di TNBBBR.
Dr. Ir. Jamartin Sihite, CEO Yayasan BOS mengatakan,“Bulan Agustus punya makna khusus bagi kami. Bangsa Indonesia memperingati kemerdekaan setiap tanggal 17. Sementara, pelaku konservasi juga merayakan Hari Orangutan di bulan yang sama. Jadi kami ingin mendedikasikan bulan ini sebagai bulan kebebebasan dan kemerdekaan bagi orangutan. Baru bulan Juli lalu kami bekerja bersama untuk mengembalikan 13 orangutan ke hutan TNBBBR di Katingan, tapi kami punya target melepasliarkan 100 orangutan ke hutan tahun ini, dan kami berusaha keras untuk mewujudkan itu. Jadi buat kami di Yayasan BOS, tidak ada kata bersantai bagi penyelamatan orangutan. Apalagi kita semua tentu sudah mendengar berita mengenai mulai maraknya kebakaran hutan di sejumlah wilayah Indonesia, terutama di Sumatra dan Kalimantan, dua pulau tempat orangutan hidup.
Ini adalah saat yang menentukan. Di sini kita bersama bisa menunjukkan, sejauh mana komitmen kita terhadap pelestarian alam, dalam hal ini hutan, beserta isinya, dalam hal ini orangutan. Tingkat kerusakan hutan selalu terjadi paling tinggi saat musim kebakaran hutan, dan di beberapa kasus, justru manusialah yang menjadi pemicu kebakaran hutan. Namun jangan diartikan bahwa kami gegabah melepasliarkan orangutan ke hutan di tengah musim kering yang berpotensi bahaya ini, karena hutan alami di TNBBBR adalah taman nasional yang pengamanannya terjamin. Beserta tim dari Yayasan BOS, staf TNBBBR secara rutin mengadakan patroli untuk menjaga keamanan hutan dan keanekaragaman hayati di taman nasional ini. Mari kita bersama jaga wilayah hutan agar selalu aman dan bisa bermanfaat optimal bagi kehidupan seluruh mahluk hidup, termasuk manusia sendiri.”
Ir. Adib Gunawan, Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, mengatakan, “Kerja konservasi adalah pekerjaan yang membutuhkan waktu panjang dan partisipasi dari semua pihak terkait. BKSDA Kalimantan Tengah terus bekerja sama dengan Balai TNBBBR, USAID LESTARI dan Yayasan BOS untuk melepasliarkan orangutan hasil rehabilitasi dan kali ini adalah pelepasliaran yang kesebelas kalinya di hutan TNBBBR di Kabupaten Katingan. Setelah pelepasliaran ini, jumlah populasi orangutan di hutan tersebut akan menjadi 103, sebuah angka yang luar biasa hasil kerja keras banyak pihak selama 2 tahun penuh.
Kita harus paham bahwa semua orang selayaknya terlibat dalam upaya konservasi sumber daya alam. Dan sejumlah satwa liar sebagai bagian dari keanekaragaman hayati hutan berfungsi aktif dalam menjaga kualitas hutan, seperti contohnya orangutan. Jenis kera besar satu-satunya di Asia ini sangat penting bagi konservasi habitat. Ini sebab utama mengapa kita wajib menjaga serta melindunginya. Mari kita sukseskan visi strategi dan rencana aksi konservasi orangutan di Kalimantan Tengah, yaitu ‘terjaminnya keberlanjutan populasi orangutan dan habitatnya melalui kemitraan para pihak’.”
Ir. Heru Raharjo, M.P., Kepala Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (BTNBBBR) Wilayah Kalimantan Tengahdan Kalimantan Barat, menambahkan, “Populasi orangutan liar sangat penting untuk dijaga, karena fungsinya yang sangat penting bagi kualitas hutan. Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya di wilayah Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah merupakan habitat yang sangat tepat sebagai lokasi pelepasliaran orangutan dan kami sebagai pengelola taman nasional akan bekerja keras memastikan keamanan para orangutan ini, melalui monitoring dan evaluasi periodik guna memastikan orangutan yang dilepasliarkan akan membentuk populasi orangutan liar yang baru.
Satu hal yang perlu dipahami adalah bahwa kawasan taman nasional terbatas luasnya. Untuk dijadikan lokasi pelepasliaran orangutan, kita semua tetap perlu memanfaatkan kawasan hutan lain di luar taman nasional sebagai habitat orangutan. Mari kita bekerja sama menjaga hutan yang tersisa, dan mencari cara mengalokasikan hutan sebagai tempat pelepasliaran orangutan hasil rehabilitasi.”
Matthew Burton, Director of Environment Office United States Agency for International Development Affairs (USAID) Indonesia mengatakan, “Tanggung jawab melestarikan populasi satwa liar yang mendekati kepunahan dan dilindungi Undang-Undang bukan semata berada di pundak pemangku kepentingan lokal. Pemerintah Amerika Serikat melalui USAID merasa perlu berkomitmen mendukung program pelepasliaran orangutan di TNBBBR. Sejak dua tahun lalu, tepatnya bulan Agustus 2016, USAID LESTARI telah memberikan jaminan pelepasliaran bagi lebih dari 100 orangutan sampai hari ini. Di mata kami, ini merupakan dukungan nyata bagi peningkatan kualitas pengelolaan hutan dan lahan di Indonesia.”
Untuk mendukung kesuksesan upaya konservasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, Yayasan BOS selalu bekerja sama erat dengan Pemerintah Indonesia di semua tingkat: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Pemerintah Kabupaten Katingan, BKSDA Kalimantan Tengah, Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, dan USAID LESTARI.
Yayasan BOS juga memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas dukungan dan kontribusi sejumlah mitra seperti masyarakat Kabupaten Katingan, Save the Orangutan (StO), BOS Jerman dan para mitra global kami, donor perseorangan, organisasi-organisasi mitra yang membantu tercapainya upaya konservasi dan pelestarian alam di Indonesia.
Sumber : Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya dan BOSF
Berita selengkapnya disini