Hari Keanekaragaman Hayati Internasional 2025
Harmony with Nature and Sustainable Development


Kementerian Lingkungan Hidup melalui Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan sebagai National Focal Point Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD), bersama mitra lintas sektor memperingati Biodiversity Day 2025 yang jatuh pada tanggal 22 Mei dengan tema global “Harmony with Nature and Sustainable Development”.
Tema ini mencerminkan urgensi menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian keanekaragaman hayati.
Sebagai negara megabiodiversity, Indonesia memiliki 22 tipe ekosistem alami dari darat hingga laut dan menjadi rumah bagi persentase tinggi spesies global, termasuk 17% burung, 15% mamalia, dan 10% karang dunia. Selain ekosistem dan spesies, kekayaan genetik Indonesia memiliki potensi besar untuk pangan, obat, energi, dan industri bioprospeksi.
Namun, keanekaragaman hayati Indonesia menghadapi tekanan akibat alih fungsi lahan, eksploitasi tak berkelanjutan, polusi, spesies invasif, dan perubahan iklim. Untuk itu, pemanfaatan berkelanjutan berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan kearifan lokal menjadi keharusan. Salah satu solusi strategis adalah penerapan Access and Benefit Sharing (ABS) sesuai Protokol Nagoya untuk memastikan manfaat ekonomi kembali ke masyarakat lokal.
Indonesia telah merancang Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia (IBSAP) 2025–2045 yang terintegrasi dengan RPJPN dan RPJMN. Untuk memperkuatnya, diperlukan pengesahan IBSAP melalui Peraturan Presiden serta instrumen pelindung seperti insentif konservasi, perlindungan DSI, dan pengelolaan berbasis komunitas.