Jakarta – Wakil Presiden RI K.H. Ma’ruf Amin baru saja meluncurkan dokumen penting yang mungkin jadi game-changer bagi masa depan kita, yaitu Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia (Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan/IBSAP) 2025-2045. Peluncuran ini dilaksanakan pada Kamis (8/8) di Istana Wakil Presiden.
Dokumen ini bukan hanya laporan biasa, IBSAP 2025-2045 adalah panduan strategis yang dirancang oleh berbagai pihak, mulai dari Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, hingga komunitas adat dan organisasi masyarakat. Tujuannya adalah mengelola kekayaan alam Indonesia secara lebih cerdas dan berkelanjutan, sejalan dengan visi besar kita menuju Indonesia Emas 2045.
Wapres K.H. Ma’ruf Amin menekankan pentingnya melihat keanekaragaman hayati tidak hanya sebagai sumber pangan semata, tapi juga sebagai kunci untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih hijau dan adil. Dengan hal ini, berarti kita harus memikirkan cara inovatif untuk mengelola alam, baik di darat maupun di laut agar bisa dinikmati generasi mendatang.
Ada tiga tujuan utama dalam dokumen ini: menjaga kelestarian ekosistem, spesies, dan genetik; memastikan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan; dan mewujudkan aksi nyata yang bisa melestarikan kekayaan alam kita. Semua tujuan ini dilengkapi dengan ukuran yang jelas untuk menilai keberhasilannya.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyebut IBSAP 2025-2045 ini sebagai dokumen strategis yang sangat penting. Bukan hanya sebagai panduan, tapi juga sebagai arah kebijakan pengelolaan alam kita menuju Indonesia Emas 2045.
Indonesia sudah mencapai kemajuan yang luar biasa dalam menjaga keanekaragaman hayati. Dirjen KSDAE, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyampaikan Indonesia secara kontinyu terus melakukan tindakan korektif yang berbeda namun saling terkait, yakni (1) mengurangi risiko kepunahan, khususnya untuk flagship species yang berstatus terancam punah; (2) mempertahankan dan memulihkan keanekaragaman genetik dengan menjaga keanekaragaman dan kemurnian genetik spesies; (3) mengelola secara intensif interaksi manusia-satwa liar untuk meminimalkan konflik; dan (4) Penerapan sains dan teknologi baru seperti Assisted Reproductive Technology (ART) dan Bio Banking untuk mendukung peningkatan populasi satwa liar, meningkatkan kualitas keanekaragaman Genetik, dan menjadi solusi untuk menekan laju kepunahan spesies. Pada tahun 2023, area yang dilindungi di darat sudah mencapai 26,7 persen, dan di laut mencapai 8,9 persen. Targetnya, pada 2045, kita bisa melindungi 30 persen dari seluruh area tersebut. Peluncuran IBSAP 2025-2045 ini menjadi landasan bagi semua pihak untuk berkolaborasi mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mendukung Visi Indonesia Emas 2045.
Mari kita jadikan kekayaan alam kita sebagai kekuatan untuk masa depan yang lebih cerah!