Kami telah memperbarui tampilan website, klik disini untuk mengakses versi lama website kami.

Kenalkan Konservasi Elang dan Energi Terbarukan, KLHK Libatkan 40 Anak muda Sambangi TWA Kawah Kamojang Lewat #YCTrip

Dalam rangka mewadahi generasi muda meningkatkan pengetahuan dan berdiskusi terkait isu-isu terkini di bidang konservasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), serta Institut Hijau Indonesia (IHI) berkolaborasi untuk menyelenggarakan Youth Conservation Fest (#YCFest2024). Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk memberikan apresiasi kepada generasi muda yang sudah merintis inisiatif di bidang konservasi, diharapkan lebih banyak lagi generasi muda yang secara aktif terlibat dalam berbagai diskursus dan inisiatif di bidang konservasi. 

Menurut Septian, selaku panitia penyelenggara, pemilihan TWA Kawah Kamojang sebagai lokasi kegiatan didasarkan pada representasi tiga pilar konservasi. “Lokasi ini mencakup pengawetan melalui konservasi elang, pemanfaatan lewat wisata alam berkelanjutan dan panas bumi, serta perlindungan yang terlihat dari tutupan hutan yang masih sangat baik,’ ungkapnya.

Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan #YCFest2024, sebanyak 40 peserta dari Green Youth Movement (GYM) dibawah naungan Institut Hijau Indonesia, mengikuti Youth Conservation Trip (#YCTrip) di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Kamojang, Kawasan konservasi lingkup wilayah kerja Balai Besar KSDA (BBKSDA) Jawa Barat yang terletak di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut, Jawa Barat selama 2 hari pada tanggal 26-27 September 2024.

Mahfut S., Kepala Seksi Konservasi Wilayah V Garut hadir pada kesempatan ini. Mahfut mengatakan “Harapannya, para peserta dapat memahami bahwa TWA Kawah Kamojang memiliki biodiversitas yang harus dilestarikan dan melihat secara langsung bagaimana pengelolaan kawasan dilakukan tanpa mengabaikan prinsip-prinsip konservasi dan keseimbangan ekosistem.”

TWA Kawah Kamojang merupakan keterwakilan kawasan konservasi yang memadukan kekayaan keanekaragaman hayati dan keindahan alam, serta keberadaan sumber energi geothermal. TWA Kawah Kamojang memiliki luas 2.879,87 hektare, yang menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati, termasuk flora dan fauna khas serta fenomena manifestasi geothermal seperti kawah dan sumber mata air panas.

Para peserta #YCTrip secara langsung mempelajari bagaimana konservasi keanekaragaman hayati dilaksanakan, salah satunya berupa program pelestarian elang di Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) yang diselenggarakan sejak tahun 2014, dirintis melalui perjanjian kerja sama penguatan fungsi pengelolaan TWA Kawah Kamojang antara Balai Besar KSDA Jawa Barat, PT. Pertamina Geothermal Energy (PT PGE) dan Forum Raptor Indonesia (RAIN). PKEK terletak di TWA Kawah Kamojang berfungsi sebagai pusat penyelamatan, rehabilitasi, dan pelepasliaran elang di Jawa Barat.

PKEK memiliki beberapa fasilitas yang menunjang rehabilitasi elang, di antaranya klinik hewan, berbagai kandang perawatan seperti kandang karantina, kandang isolasi, kandang observasi, kandang rehabilitasi, dan kandang habituasi, serta pusat edukasi yang dibuka untuk pelajar dan lapisan masyarakat lainnya. Sedikitnya 14 jenis elang direhabilitasi di PKEK, diantaranya, elang jawa (Nisaetus bartelsi), elang brontok (Nisaetus cirrhatus), elang tikus (Elanus caeruleus), elang hitam (Ictinaetus malaiensis), dan lain-lain.

Para peserta juga belajar tentang pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi di kawasan konservasi. Para peserta diajak mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang oleh PT. PLN Indonesia Power Kamojang Power Generation and O&M Services Unit (POMU) dengan kapasitas 575 MW, untuk melihat secara langsung bagaimana energi baru terbarukan panas bumi diproses menjadi energi listrik. Sebagaimana diketahui, TWA Kawah Kamojang merupakan lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) pertama di Indonesia, yang dikelola oleh PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE). 

Adel, salah satu peserta #YCTrip antusias mengikuti serangkaian acara. Adel, mengatakan “Banyak hal baru yang bisa dipelajari, termasuk melihat secara langsung bagaimana pengelolaan biodiversitas dan energi baru terbarukan (EBT) dilakukan.” ucapnya. Adel menunjukan antusias untuk terlibat aktif dalam kegiatan konservasi. Adel berharap kegiatan ini berjalan secara berkelanjutan, sehingga menciptakan generasi muda yang cinta, dan peduli akan kelestarian  lingkungan.

YCTrip dirancang untuk memberikan pengalaman berharga kepada generasi muda sekaligus mengajak mereka aktif dalam menyebarluaskan informasi tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistem melalui aktivitas keseharian di komunitas mereka, sehingga dampak positif kegiatan ini dapat menjangkau lebih banyak kalangan. Diharapkan melalui YCTrip selama dua hari di TWA Kawah Kamojang, mampu memberikan pembelajaran langsung di lapangan berupa kesempatan untuk melihat proses pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Para peserta dapat memahami dan menyebarluaskan bagaimana dinamika sinergitas pengelolaan multi-sektoral dan pelestarian lingkungan dapat dilaksanakan secara simultan.

https://ppid.menlhk.go.id/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *