Tepat pada Hari Konservasi Alam Nasional yang jatuh pada Sabtu, 10 Agustus 2024, BKSDA Aceh bersama mitra Yayasan Satucita Lestari Indonesia (YSLI) dan para pihak, kembali melakukan pelepasliaran satwa ke habitat alaminya. Setelah sebelumnya melepasliarkan1 (satu) ekor Owa Siamang (Symphalangus syndactylus) dan 1 (satu) ekor Kucing Emas (Catopuma temminicki) di kawasan Taman Wisata Alam Jantho pada tanggal 31 Juli 2024, kali ini, masih dalam rangkaian “Road to Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN)”, dilakukan pelepasliaran satwa jenis Tuntong Laut (Batagur borneoensis) di Muara Sungai Pusung Kapal, Seruway, Aceh Tamiang. Lokasi pelepasliaran merupakan kawasan Hutan Lindung yang berada di bawah pengelolaan KPH III Langsa.
Turut hadir dalam rangkaian acara pelepasliaran ini antara lain, Pj. Bupati Aceh Besar yang diwakili oleh Asisten I, Field Manager Pertamina Rantau selaku mitra pendukung, KPH Wilayah III Langsa, Forkompimcam di 3 kecamatan, Pos Angkatan Laut Seruway, para Datuk (Kepala Desa), Kelompok Sadar Wisata Pusung Kapal, media, serta mahasiswa.
Tukik Tuntong laut yang dilepasliar adalah sebanyak 1.107 ekor, yang berasal dari 1.993 telur hasil penyelamatan dari 114 sarang telur dan diserahkan secara sukarela oleh masyarakat. Selain pelepasliaran tukik, dalam kesempatan ini juga dilakukan penanaman 100 batang Cemara Laut (Casuarina equisetifolia) serta pemberian penghargaan kepada masyarakat yang berperan serta aktif dalam melakukan upaya konservasi satwa Tuntong Laut dan pelestarian habitatnya.
Dalam sambutannya, Kepala BKSDA Aceh, Ujang Wisnu Barata, menyampaikan apresiasi dan rasa bangga kepada YSLI, masyarakat, serta semua unsur yang terlibat secara konsisten, sejak tahun 2013, terus melakukan kegiatan konservasi Tuntong Laut, hingga tumbuh kesadaran masyarakat dalam upaya konservasinya.
“Luar biasa dan membanggakan, tepat di Hari Konservasi Alam Nasional ini, kita diperlihatkan sebuah contoh ketekunan dan konsistensi bekerja yang membuahkan hasil positif bagi pelestarian alam, sinergi dan kolaborasi para pihak. Terimakasih atas bimbingan dan dukungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, juga kepada YSLI atas inisiatif dan komitmennya, KPH Wilayah III Langsa, serta tentunya para tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, cerdik cendekia di wilayah Pusung Kapal, dan para mitra lainnya. Ini adalah bagian dari upaya pemulihan ekosistem pantai, semoga satwa-satwa ini dapat survive, memperkuat rantai kehidupan di alam,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua YSLI, Yusriono, menyampaikan bahwa sampai dengan saat ini telah dilepasliarkan tukik sejumlah 4.000 ekor. Hal tersebut kemudian disambut oleh Asisten I Setdakab Aceh Tamiang, Bapak Muslizar, bahwa Pemkab akan terus melanjutkan komitmen dan dukungannya.
Tuntong Laut adalah satu dari 29 spesies kura-kura air tawar dan darat di Indonesia. Satwa ini lebih banyak hidup di kawasan air payau, seperti muara dan anak sungai, hutan bakau dan daerah yang masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut.