Data kesehatan satwa liar yang dikelola Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Sistem Informasi Kesehatan Satwa Liar/SEHATSATLI menjadi salah satu dari tiga sistem surveilans kesehatan yang dihubungakan dalam Sistem Informasi Zoonosis dan Emerging Infectious Diseases (SIZE) Nasional.
Melalui Aplikasi SIZE, data kesehatan satwa liar dari KLHK menjadi bagian dari sistem informasi yang digunakan untuk merespon dengan cepat akibat dari meningkatnya ancaman penyakit menular dari hewan ke manusia (zoonosis) seperti rabies, antraks, leptospirosis, dan flu burung, serta untuk mendeteksi munculnya penyakit infeksius baru (PIB) yang berpotensi menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB), wabah, dan bahkan menjadi pandemi seperti COVID-19.
Staf Ahli Menteri Bidang Pangan, Indra Exploitasia, menerangkan bahwa Protokol akses dan sharing data melalui platform SIZE Nasional ini akan sangat membantu dalam upaya mitigasi penyebaran penyakit pada hewan dan satwa liar dan tentu saja mencegah penularannya pada manusia.
Selain Sistem Informasi Kesehatan Satwa Liar/SEHATSATLI dari KLHK, Aplikasi SIZE Nasional ini menghubungkan dua sistem surveilans kesehatan lainnya di dua instansi yaitu Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon/SKDR di Kementerian Kesehatan dan Sistem Informasi Kesehatan Hewan Terintegrasi Nasional/ISIKHNAS di Kementerian Pertanian.
Alur kerja SIZE terdiri dari fitur berbagi data kasus zoonosis dari tiga sistem informasi yang saling interoperabel, notifikasi kewaspadaan (alert) kepada pengguna, penghubungan antar kasus, pencatatan respons cepat, dan evaluasi kinerja respons kasus lintas sektor.
Aplikasi SIZE Nasional sendiri telah diluncurkan secara resmi oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (KEMENKO PMK) melalui tema acara “Kolaborasi Deteksi, Lapor dan Respon Cepat melalui SIZE Nasional untuk Ketahanan Kesehatan Indonesia” di Ruang Heritage, Gedung Kemenko PMK, Selasa, 19 Desember 2023.
Peluncuran SIZE dilaksanakan bersama dengan Kemenkes, Kemendagri, Kementan, KemenLHK, Kemenkominfo, dan dihadiri oleh mitra pembangunan terkait.
SIZE telah diuji coba di 5 daerah dengan risiko zoonosis di antaranya Minahasa (Sulawesi Utara), Ketapang (Kalimantan Barat), Boyolali (Jawa Tengah), Bengkalis (Riau), dan Mataram (Nusa Tenggara Barat). Selanjutnya, SIZE akan diadopsi oleh seluruh kabupaten/kota di 38 Provinsi di Indonesia sesegera mungkin secara bertahap.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Prof. Muhadjir Effendy dalam sambutannya pada kegiatan peluncuran SIZE Nasional menyampaikan bahwa tujuan utama dikembangkannya SIZE adalah untuk mengurai hambatan koordinasi dan pertukaran data lintas sektor dalam penanganan zoonosis dan penyakit infeksius baru. Lebih lanjut, Muhadjir juga menegaskan bahwa respons cepat kejadian penyakit menular berpotensi wabah harus dilakukan oleh Pemerintah Daerah sesegera mungkin sebelum penyebaran penyakit semakin meluas.
Aplikasi SIZE adalah perwujudan amanat Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2019 tentang Peningkatan Kemampuan Indonesia Dalam Mencegah, Mendeteksi, dan Merespons Wabah Penyakit Pandemi Global dan Kedaruratan Nuklir, Biologi, dan Kimia. Aplikasi SIZE Nasional ini akan digunakan oleh petugas lapangan di sektor kesehatan masyarakat, kesehatan hewan, konservasi (satwa liar), atau petugas lain yang tergabung dalam tim respons cepat koordinasi zoonosis dan PIB yang dibentuk oleh Kepala Daerah.
Seluruh Kementerian teknis yang terkait telah menyampaikan komitmen bersama untuk berkolaborasi dan menjadikan SIZE Nasional ke depan menjadi digital platform dan wadah dalam penguatan koordinasi, komunikasi dan kolaborasi lintas sektor untuk peningkatan kapasitas detect, prevent dan respond dini ancaman penyakit sebagai antisipasi terjadinya pandemi berikutnya.