ASEAN Center for Biodiversity berkolaborasi dengan Academia Sinica, Taiwan telah melaksanakan Regional Workshop on Biodiversity Data Organisation and Management pada 10 – 15 Juni 2019 di Hanoi, Viet Nam. Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi proyek “Improving Management Effectiveness of the ASEAN Heritage Parks through Capacity Development and Biodiversity Information Management” yang dibiayai oleh Japan-ASEAN Integration Fund (JAIF).
Regional Workshop on Biodiversity Data Organisation and Management bertujuan meningkatkan pemahaman dan kapasitas teknis dalam mengorganisir dan mengatur informasi keanekaragaman hayati yang merupakan komponen penting dari kawasan konservasi. Materi workshop fokus pada pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan staf teknis di kawasan konservasi dan para pengelola basis data tentang manajemen informasi keanekaragaman hayati.
Pada pelatihan ini Indonesia mengirimkan dua wakilnya, yaitu satu orang tenaga teknis dari Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat dan satu orang staf Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam selaku Sekretariat Balai Kliring Keanekaragaman Hayati Indonesia. Peserta lain berasal dari negara ASEAN yaitu Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Laos, Myanmar, Thailand, Filipina, dan Viet Nam.
Selama 6 hari pelatihan, peserta telah mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana memasang dan menggunakan alat camera trap dan soundscape, meningkatkan keahlian dalam mengatur data/informasi, menggunakan teknik/alat/perangkat lunak untuk pengaturan data, belajar bagaimana menganalisis data yang diperoleh dari camera trap/soundscape, analisis sistematik dari data biodiversitas/spesies, dan menggunakan teknologi untuk penelitian konservasi.
Harapannya dari hasil pelatihan ini ke depan dapat memberikan kontribusi terhadap sains, informasi spesies, memungkinkan untuk mengkomunikasikan hasil-hasil sains menjadi informasi yang bisa tersampaikan kepada masyarakat, terbaruinya jejaring regional keanekaragaman hayati, dan informasi terkait keanekaragaman hayati semakin tersedia bagi pembuat kebijakan dan pengambil keputusan.