Kami telah memperbarui tampilan website, klik disini untuk mengakses versi lama website kami.

Sensasi Memanggil Siamang, Kera Hitam di KHDTK Aek Nauli

BLI (Aek Nauli, Mei 2019)_Setiap wisatawan Danau Toba dari arah Medan, pasti akan melewati sebuah taman wisata kera yang termasuk dalam Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli.  Di sana, pengunjung dapat merasakan sensasi memanggil siamang, kera hitam berlengan panjang, yang tangkas saat bergerak di atas pohon.

Taman wisata kera yang juga dikenal dengan nama Monkey Forest Sibaganding, adalah salah satu objek wisata alam di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba. Di sana kita bisa melihat flora dan faunanya yang beragam, termasuk dapat berinteraksi langsung dengan kawanan monyet liar.

Siamang dapat dipanggil dengan cara meniup terompet yang terbuat dari tanduk kerbau. Bila sudah mendengar suara terompet, siamang akan langsung menuju ke arah pawang dengan bergayut dari dahan ke dahan. Perilaku siamang baik individu maupun berkelompok memiliki keunikan tersendiri yang menarik untuk dinikmati pengunjung taman kera tersebut.

Salah satu aktivitas yang menarik diamati adalah aktivitas bersuara. “Setiap pagi selama 15 menit, siamang akan mengeluarkan suara yang nyaring,” jelas Sriyanti Puspita Barus, S.Hut., MP, peneliti BP2LHK Aek Nauli yang menjadi pemandu kegiatan Media Visit Wisata Ilmiah KHDTK Aek Nauli Toba, Kamis (2/5) di Aek Nauli.  Suara mereka dapat terdengar dari jarak sekitar 6,5 km.

Sebagian besar aktivitas siamang adalah di atas pohon. Sebanyak 80% waktu dihabiskan mereka di sana.  Siamang di KHDTK Aek Nauli diperkirakan ada 7 kelompok. “Di kawasan wisata ini ada 1 kelompok, terdiri dari satu betina, dua anak dan satu jantan. Siamang adalah jenis hewan monogami, pasangannya hanya satu saja,” lanjutnya.

Dalam mengelola wisata ilmiah siamang ini, Sriyanti menjelaskan bahwa BP2LHK Aek Nauli terus melakukan kegiatan penelitian, diantaranya inventarisasi populasi dan sebaran, serta habitat dan pakan siamang.

Siamang (Symphalangus syndactylus) digambarkan sebagai jenis owa/kera raksasa. Ia adalah salah satu jenis satwaliar dari kelompok primata yang merupakan satwa endemik Pulau Sumatera. Ukuran tubuhnya dapat mencapai satu meter dengan berat 14 kg, dua kali ukuran tubuh dari jenis owa lainnya, meski masih tetap lebih kecil dari ukuran kera besar lain seperti orangutan dan simpanse. Tubuh ditutupi oleh rambut yang panjang dan semuanya berwarna hitam, kecuali di sekitar mulut dan dagu berwarna lebih muda.

Siamang memiliki 2 keunikan yang khas yaitu dua jari pada setiap kakinya disatukan oleh sebuah membran, dan memiliki kantung suara yang membuat tenggorokan siamang dapat mengembang hingga sebesar kepalanya sehingga membuatnya dapat menghasilkan suara yang keras, panggilan berresonansi atau lagu-lagu. Siamang adalah satu-satunya keluarga owa yang memiliki kantong tersebut.

Informasi di atas menunjukkan potensi wisata ilmiah yang besar di KHDTK Aek Nauli. Selain atraksi memanggil siamang, wisatawan juga dapat menyaksikan beragam lainnya seperti atraksi panen madupenyadapan getah pinus dan kemenyanatraksi gajah dan banyak lagi. Dengan konsep edutainment, pengunjung dijamin akan merasa sangat terhibur sekaligus teredukasi dengan obyek-obyek wisata ilmiah di kawasan ini.*(DP)

 

Informasi lebih lanjut, reservasi atau pemesanan produk:
Koperasi Pengawai Negeri (KPN) Sylva – BP2LHK Aek Nauli
Jln. Raya Parapat Km. 10,5, Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara 21174
Kontak person an. Ruth (HP 0813-9785-0441) atau Komala/Yessi (HP 0811-6194-222)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *