Balitek KSDA (Samboja, Mei 2019)_Peneliti herpetofauna Balai Litbang Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (Balitek KSDA) Samboja, Teguh Muslim, S.Hut, M.Hut menjadi salah satu pemateri pada Pelatihan Mahasiswa Kehutanan Indonesia (PMKI) tahun 2019 yang diadakan di Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Sabtu (27/4/2019).
PMKI merupakan agenda kegiatan dua tahunan yang diselenggarakan oleh Sylva Indonesia, ikatan mahasiswa kehutanan seluruh Indonesia.
Teguh muslim menyampaikan bahwa peluang mempelajari dan menekuni herpetofauna di Indonesia cukup besar. “Belum banyak orang yang berminat dan berkecimpung di dunia satwa melata dan amfibi ini. Terbukti saat ini, jumlah herpetologist di Indonesia tidak banyak, sementara potensi herpetofauna di Indonesia cukup tinggi,” kata Teguh.
Herpetofauna menjadi satwa yang menarik untuk diteliti dibanding jenis satwa lainnya. “Satwa herpet mudah dijumpai terutama pada malam hari, mudah dalam pengambilan gambarnya, dan diperkirakan masih banyak jenis di alam yang belum teridentifikasi. Hal ini menjadi peluang bagi para pemula untuk menggeluti dan mendalami satwa ini,” tambah Teguh.
Peneliti yang baru saja menyelesaikan studi masternya ini juga berbagi informasi mengenai sistem klasifikasi jenis, metode identifikasinya, peralatan dan alat pelindung diri dalam melakukan penelitian satwa reptil dan amfibi, serta buku panduan lapangan yang digunakan.
Di akhir sesi materinya, Teguh berpesan pada peserta PMKI, agar tidak mengambil satwa liar amfibi dan reptil sebagai hewan peliharaan. Sebelum menangkap ular, pastikan bahwa kita mengetahui jenis ular tersebut berbisa atau tidak, dan jangan pernah menyentuh dan mencoba bisa ular. Terakhir, Teguh mengingatkan agar tidak melepaskan amfibi dan reptil peliharaan di hutan.
Sebagai informasi, menurut data LIPI 2014, setidaknya terdapat 723 jenis reptil dan 385 jenis amfibi yang telah teridentifikasi.***