BP2LHK Aek Nauli (Karo, Mei 2019)_Transfer teknologi melalui pelatihan-pelatihan yang konsisten dilaksanakan oleh Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli belasan tahun terakhir telah membuahkan hasil bagi para petani binaannya. Ini diketahui dari fakta yang ditemukan tim Data Informasi dan Kerjasama di lapangan.
Salah seorang petani lebah madu hasil binaan BP2LHK Aek Nauli di Kabupaten Karo yang berhasil dijumpai di lapangan adalah Antonius Sembiring. Sembiring terbukti berhasil mengembangkan sebanyak 400 stup pemeliharaan lebah madu Apis cerana di lahan seluas 1,5 Ha miliknya. Menurut Sembiring, hasil pelatihan budidaya lebah madu yang didapatkannya dari BP2LHK Aek Nauli pada 11 tahun yang lalu itu sangat berpengaruh terhadap perbaikan perekonomiannya dan keluarga.
“Saya sangat berterimakasih kepada Balai Litbang (BP2LHK) Aek Nauli dan Pak Aam Hasanudin selaku instruktur budidaya lebah madu yang dulu telah mengajarkan saya secara detail tentang budidaya lebah ini,” ujar Sembiring.
“Saat ini jika saya panen madu sebulan sekali, saya bisa dapat hasil sekitar 50 sampai 100 kg madu sarang. Madunya laku saya jual seharga Rp. 200.000,- per kilogram, lumayan besar hasilnya untuk kebutuhan saya dan keluarga,” sambung Sembiring menjelaskan.
Lebih lanjut Sembiring mengatakan bahwa madu hasil panen yang didapatnya itu tidak menunggu lama untuk diborong habis oleh pembeli, malah terkadang tidak seluruhnya permintaan dari pembeli dapat dipenuhinya karena lebih banyak permintaan daripada madu yang bisa ia panen setiap bulannya.
Menurutnya budidaya lebah madu itu sangat mudah untuk dilakukan, tidak seperti memelihara hewan ternak lainnya yang perlu diberi makan, karena lebah madu bisa mencari sumber pakannya sendiri. Oleh karena itu, ia berniat memperbanyak lagi jumlah stup pemeliharaan lebah pada lahan pertanian yang dimilikinya.
Efek domino yang tercipta dari keberhasilan usaha budidaya lebah madu yang digeluti Sembiring ditandai dengan mulai bersemangatnya masyarakat yang ikut serta membudidayakan lebah madu di sekitar lokasi pemeliharaan lebahnya.
Hal positif ini tentunya menjadi suatu kepuasan tersendiri bagi BP2LHK Aek Nauli selaku Unit Pelaksana Teknis Badan Litbang dan Inovasi Kementerian LHK. ini membuktikan bahwa keberadaan BP2LHK Aek Nauli di tengah-tengah masyarakat memiliki dampak langsung bagi peningkatan perekonomian mereka ke depan.
Sebagai informasi, BP2LHK Aek Nauli yang terletak di tengah-tengah masyarakat Provinsi Sumatera Utara, telah berkiprah melaksanakan berbagai penelitian di bidang kehutanan selama lebih dari 30 tahun. Selain menghasilkan berbagai publikasi ilmiah dan populer hasil-hasil penelitian, BP2LHK Aek Nauli juga telah memberikan berbagai dampak dan pengaruh positif terhadap peningkatan perekonomian masyarakat di wilayah kerjanya yang meliputi 5 Provinsi di Sumatera Bagian Utara, yaitu Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, dan Kepulauan Riau.***AH & Hrs