Kami telah memperbarui tampilan website, klik disini untuk mengakses versi lama website kami.

target="_blank" rel="nofollow" > Login

Pinus di Aek Nauli, Bukan Sekedar Pohon

BLI (Aek Nauli, Mei 2019)_Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli, di dominasi oleh tegakan pinus (Pinus merkusii Jungh. et deVries). Namun, tegakan pinus di sana bukan sekedar pohon. Selain menyajikan panorama menarik di kawasan ini, hamparan pohon berdaun jarum dengan arsitektur tajuk berbentuk kerucut (konifer) ini juga menciptakan iklim mikro yang sejuk dan nyaman. Tidak hanya dimanfaatkan kayunya untuk konstruksi, korek api, pulp, dan kertas serat panjang, fungsi konservasi dan jasa lingkungan pinus juga sangat penting. Pinus juga merupakan produsen resin gondorukem dan terpentin, hasil hutan bukan kayu yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

“Rangkaian habitat pohon tusam mulai dari Aceh hingga selatan Sumatera. Pinus merkusii khususnya ada 3 strain, yaitu strain Aceh yang berada paling utara, strain Tapanuli ditengah-tengah dan paling selatan adalah strain Kerinci, Jambi,” jelas Dr. Ahmad Dany Sunandar, peneliti BP2LHK Aek Nauli, kepada para awak media dan peserta Media Visit Wisata Ilmiah KHDTK Aek Nauli Toba, Kamis (2/5) di Aek Nauli.

Di KHDTK Aek Nauli juga terdapat sebatang pohon pinus (Pinus merkusii) yang berumur sekitar 150 tahun yang sangat besar, dengan keliling pohon tiga kali rentangan tangan orang dewasa. Pohon ini telah dideklarasikan sebagai pohon Pinus merkusii  terbesar di dunia. Menuju ke sana, tersedia jalur tracking menantang di sana. Ini juga menjadi salah satu destinasi wisata ilmiah baru di KHDTK Aek Nauli untuk mendukung wisata Danau Toba selain atraksi panen getah pinus dan penyulingan serasah pinus. Pengunjung juga dapat berkemah di camping ground dalam kawasan yang mampu menampung hingga 2000 peserta ini.

Manfaat Penting Getah Pinus

“Getah pinus menjadi begitu penting, karena menyangkut hajat hidup banyak orang di Indonesia,” lanjut Dany. Lebih lanjut dijelaskannya bahwa potensi getah pinus rata-rata 5kg/pohon/tahun. Harga getah di end useradalah Rp 15.000/kg, sehingg potensi rupiahnya adalah 45 juta/ha/tahun jika dalam satu ha terdapat 600 pohon.

Sementara itu, estimasi luas hutan pinus di Sumatera sekitar 1 juta ha, dengan demikian potensi ekonomi dari getah pinus sangat besar.  Keberadaannya bisa menghidupi begitu banyak petani penyadap getah, pengusaha pengumpul getah, pengusaha pengolah getah, industri, dll.

Gondorukem, Terpentin dan Minyak Atsiri

“Dari getah ada 2 macam produk, yaitu padatan gondorukem manfaatnya sangat banyak digunakan oleh industri kaca, keramik, kaca, ban, batik, dll.  Yang kedua produk cair, yaitu terpentin.  Produk ini terbanyak digunakan untuk pengenceran cat. Kami juga mencoba menyuling serasah pinus.  Ini karena potensi serasah pinus juga sangat besar,” terang Dany sambil menunjukkan contoh-contoh produk dari pinus.

Selama ini daun pinus bekas penebangan hanya dianggap sebagai limbah yang belum dimanfaatkan. Padahal minyak daun pinus ini bisa juga dimanfaatkan sebagai anti bakteri, obat, dan juga untuk relaksasi. Tentu hal tersebut sangat bermanfaat dibanding hanya dibiarkan menjadi serasah dan menjadi penghambat pertumbuhan tanaman lain akibat zat alelopati yang dikeluarkannya.

Dari 3 kg bahan baku daun pinus dan dalam waktu penyulingan sekitar 4 jam, didapatkan minyak atsiri sebanyak 4,6 ml. Metode penyulingan yang digunakan adalah metode dengan air dan uap. Dengan metode ini, bahan baku tidak akan gosong, sehingga bisa menghindarkan kerusakan pada minyak yang dihasilkan. Bahan bakar lebih hemat dan rendemen minyaknya juga lebih banyak dibandingkan dengan metode air saja.

Untuk mendukung kegiatan pengolahan minyak atsiri ini, pada 2018 lalu BP2LHK Aek Nauli mendapatkan hibah alat suling minyak atsiri portable (skala laboratorium) dari peserta field trip Konferensi Nasional Minyak Atsiri (KNMA) 2018. Alat tersebut telah dimanfaatkan oleh peneliti dan teknisi balai untuk membuat minyak atsiri dari beberapa tanaman berpotensi penghasil minyak atsiri yang ada di KHDTK Aek Nauli, salah satunya pinus yang dominan di kawasan tersebut.

Informasi di atas menunjukkan potensi wisata ilmiah yang besar di KHDTK Aek Nauli. Selain atraksi penyadapan dan penyulingan getah dan serasah pinus, wisatawan juga dapat menyaksikan beragam lainnya seperti atraksi panen madu, penyadapan getah kemenyanatraksi gajahmemanggil siamang dan banyak lagi. Dengan konsep edutainment, pengunjung dijamin akan merasa sangat terhibur sekaligus teredukasi dengan obyek-obyek wisata ilmiah di kawasan ini.*(DP)

 

Informasi lebih lanjut, reservasi atau pemesanan produk:
Koperasi Pengawai Negeri (KPN) Sylva – BP2LHK Aek Nauli
Jln. Raya Parapat Km. 10,5, Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara 21174
Kontak person an. Ruth (HP 0813-9785-0441) atau Komala/Yessi (HP 0811-6194-222)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *