Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen) bekerjasama dengan Sekretariat International Traty on Plant Genetic Resources for Food and Agriculture (ITPGRFA)-FAO menggelar Workshop on the Implementation of Global Information System (GLIS) for Plant Genetic Resources for Food and Agriculture (PGRFA).
Tujuan workshop ini dilaksanakan untuk menyosialisasikan konsepsi ITPGRFA dan instrumen yang terkait denganya, terutama sistem informasi global, sistem multilateral, hak petani, strategi pendanaan, dan penangan sengketa serta untuk mendapatkan satu set informasi sebagai data dukung dalam penyusunan laporan implementasi ITPGRFA.
Kegiatan yang diselenggarakan sebagai pangantar dalam rangkaian acara the 2nd International Training on Software Testing to Support Digital Object Identifier (DOI) Implementation on Rice Germplasm ini berlangsung pada tanggal 26 April 2019 di Hotel Melia Purosani, Yogyakarta dan diikuti oleh puluhan peserta dari 7 negara dan perwakilan institusi dalam negeri.
Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen), Mastur PhD dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kegiatan ini dalam mendukung pertukaran SDG padi di momunitas Sistem Multi-lateral (Multi Lateral System – MLS).
Padi adalah salah satu komoditas yang tercantum dalam Annex 1 ITPGRFA yang merupakan komoditas utama pangan di banyak negara. Namun demikian hingga saat ini koleksi SDG padi tersebut masih belum sepenuhnya dapat diakses dengan mudah di berbagai negara penanda tangan traktat, terutama disebabkan oleh masih minimyasistem informasi yang mendukung untuk akses data. Dengan demikian, kegiatan diseminasi terkait implementasi Digial Object Identifier (DOI) ini diharapkan mampu menjadi bagian dari sistem informasi yang mendukung dan memfasilitasi akses data.
Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan workshop ini adalah diperolehnya gambaran utuh mengenai traktat ITPGRFA dan dan instrumen yang terkait dengannya, terutama sistem informasi global, sistem multilateral, hak petani, dan strategi pendanaan. Selain itu, diharapkan para peserta akan memiliki kesepahaman mengenai konsekuensi implementasi ITPGRFA.
Tanaman pangan dan pertanian memiliki sejarah yang panjang dalam domestikasi, budidaya, dan penyebarannya. Satu materi sumber daya genetik (SDG) tanaman pangan mungkin memiliki kumpulan gen yang berasal dari berbagai negara. Namun perkembangan dan perubahan berbagai faktor lingkungan menjadi ancaman kelestarian SDG pertanian dan telah mereduksi keragaman genetik yang merupakan bahan utama pengembangan varietas. Menyempitnya ketersediaan sumber gen potensial memaksa adanya kerjasama dan pertukaran sumber gen lintas negara.
Sebelumnya, Indonesia telah meratifikasi International Traty on Plant Genetic Resources for Food and Agriculture (ITPGRFA) pada tahun 2006 dengan dikeluarkannya UU Nomor 12 Tahun 2006. Konvensi ini mengandung beberapa elemen yang perlu ditindaklanjuti, salah satunya adalah kewajiban negara anggota untuk membagi SDG untuk Tanaman Pangan dan Pertanian (SDGTPP) dalam skema pertukaran multilateral. Namun demikian hingga saat ini, konsekuensi tersebut belum ditindak lanjuti.