Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) memahami benar bahwa suatu inovasi yang dihasilkan oleh lembaga litbang harus dirasakan manfaatnya oleh semua pihak, terutama masyarakat, serta berujung pada peningkatan daya saing bangsa. Tantangan yang dihadapi dalam mewujudkannya cukup banyak, diantaranya bagaimana agar pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) mampu mendukung sektor-sektor produksi barang dan jasa dapat lebih efisien, produktif, dan berdaya saing. Menjawab tantangan tersebut, Kemenristekdikti merancang mekanisme peningkatan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan iptek melalui pengembangan Pusat Unggulan Iptek (PUI) bagi lembaga litbang yang ada di Kementerian, Non Kementerian, Perguruan Tinggi, dan Badan Usaha.
Sejak 2010 hingga saat ini, tercatat keberadaan Lembaga PUI mencapai angka 137 dari lembaga litbang yang eksisting baik yang telah berpredikat sebagai PUI maupun masih dalam tahapan pembinaan. 15 PUI diantaranya berasal dari satker Balitbangtan yaitu 1). PUI Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi); 2). PUI Tanaman Padi (BB Padi); 3). PUI Pascapanen Pertanian (BB Litbang Pascapanen); 4). PUI Veteriner (BB Litvet); 5). PUI Kelapa (Balitpalma); 6). PUI Tanaman Rempah dan Obat (Balitro); 7). PUI Bioteknologi Pertanian (BB Biogen); 8). PUI Tanaman Sayuran (Balitsa); 9). Tanaman Serat (Balittas); 10). PUI Tanaman Jeruk (Balitjestro); 11). PUI Tanaman Serealia (Balitserealia); 12). PUI Pemuliaan Tanaman Hias (Balithi); 13). PUI Tanaman Buah Tropika (Balitbu Tropika); 14). PUI Pengelolaan Tanah Presisi (Balittanah); dan 15). PUI Bioindustri Tanaman Perkebunan (Balitri).
Keberhasilan atas pengakuan ke 15 Satker Balitbangtan menjadi lembaga PUI memiliki kebanggaan tersendiri. Tidak cepat puas, Balitbangtan turun tangan mendukung keberadaan PUI lingkup Balitbangtan bahkan mendorong satker lainnya yang belum berstatus PUI untuk turut unjuk gigi. Oleh karena itu, Balitbangtan melalui Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian (Balai PATP) berkerjasama dengan Sustainable Management of Agricultural Research and Technology Dissemination (SmartD).
Telah dilakukan Workshop yang bertemakan “Harmonisasi dan Penguatan Kinerja Balitbangtan Menuju Pusat Unggulan Iptek (PUI) dalam Percepatan Invensi Menuju Inovasi”, berlokasi di Lor Internasional Sentul, Bogor pada bulan Maret lalu. Workshop dilaksanakan guna menciptakan kesamaan persepsi seluruh stakeholders internal maupun eksternal Balitbangtan terkait peran lembaga PUI terhadap percepatan invensi menuju inovasi.
Pertemuan ini dihadiri oleh hampir 80 peserta dari 26 UK/UPT lingkup Balitbangtan yang terdiri atas Kepala Balai, KSPHP/Jaslit, dan peneliti/pengelola PUI. Hadir pula tim pokja alih teknologi pertanian, mitra lisensi teknologi Balitbangtan, dan stakeholders lainnya. Bertindak sebagai narasumber yakni Dirjen KI, Kemenristek Dikti, Kemenkeu, Kepala BB Biogen, dan Kepala Balai PATP dengan masing-masing materi yang menambah khasanah pemahaman peran dan pengelolaan lembaga PUI. Tak ketinggalan dilakukan sesi sharing experience dari mitra lisensi serta stakeholders yang memberikan gambaran dan umpan balik dari sisi pengguna dan pasar sebagai dasar pengembangan riset lembaga litbang ke depan.
Dipimpin oleh Tim Pokja Alih Teknologi berdasarkan kluster, UK/UPT lingkup Balitbangtan menyusun progress dan tindaklanjut bagi pengembangan PUI dan menuju PUI lingkup Balitbangtan. Pada akhirnya, ada 9 butir rumusan Workshop yang berhasil disusun bersama oleh Tim UK/UPT PUI dan calon PUI lingkup Balitbangtan yang di dalamnya Menegaskan kesamaan persepsi untuk menciptakan “Harmonisasi Sinergi Maupun Interaksi Meso” lintas stakeholders untuk meningkatkan kinerja PUI dalam percepatan invensi menuju inovasi mendukung program strategis Kementan.
Sumber berita: http://www.litbang.pertanian.go.id/info-aktual/3530/